Guru bukan hanya pengajar di kelas—guru adalah pengukir peradaban. Namun sering kali, ilmu, gagasan, pengalaman, dan kisah berharga yang dimiliki guru berhenti di ruang kelas dan tidak pernah terdokumentasikan. Padahal, setiap hari guru menyaksikan hal-hal yang inspiratif, menemukan ide baru, memecahkan masalah, bahkan menciptakan perubahan. Sayangnya, banyak guru yang tidak membagikan hal-hal inspiratif dan baru itu karena merasa: “Saya tidak bisa menulis.”
Buku ini hadir untuk mematahkan mitos itu. Lewat bahasa yang sederhana dan inspiratif, GURU JUGA BISA (me-)NULIS mengajak para pendidik menyadari bahwa menulis bukan bakat, melainkan sebuah proses kreatif yang bisa dipelajari.
Menulis adalah cara mengikat ilmu. Menulis adalah cara meninggalkan jejak.
Menulis adalah bukti eksistensi. Jika guru berani berbicara melalui tulisan, maka ilmunya akan terus hidup, mengalir, dan memberi manfaat jauh melampaui batas ruang dan waktu. Buku ini juga bukan hanya diperuntukkan bagi guru, melainkan bagi siapa saja yang ingin memulai menulis.