Buku kumpulan puisi Air Mata Pahlawan merupakan sebuah upaya literasi pemberdayaan diri, sebuah gambaran perjalanan dinamika hidup penulis sejak berusia remaja hingga dewasa, respon kehidupan pribadi, awal spiritualitas dalam kesadaran hidup manusia penuh kelemahan yang memerlukan pertolongan Tuhan hingga keyakinan "Surga-Mu dan Firdaus-Mu adalah duniaku", romantika cinta pertama dan mempertahankan kesetiaan cinta, kehidupan profesional, kesadaran akan lingkungan, dan tanggung jawab kebangsaan. Kecintaan akan bangsa dan tanggung jawab untuk menjaga Indonesia tercermin dalam puisi "Tanda Mata Pahlawan", puisi ini mencoba mengimajinasikan sebuah Peristiwa puitis ketika Bung Karno berkata, "Kepadamu kutitipkan negeri ini." Tidak ketinggalan cinta dan hormat terhadap orang tua dalam puisi "Kepada Ibu", ketika harus berpisah dengan ibu untuk sementara karena merantau melanjutkan pendidikan ke Kota Bandung. "Melewati beribu malam dan senja, aku bergelut dan berjuang untuk dewasa, setelah itu kitapun akan kembali bersama". Penulis berharap kehadiran kumpulan puisi ini akan menjadi pemantik bagi para pembaca untuk bersama-sama menikmati dan bertumbuh dalam literasi pengembangan diri, spiritualitas, cinta, dan kesetiaan, kesadaran akan lingkungan, terutama tanggung jawab kebangsaan dalam memanfaatkan bonus demografi Indonesia 2030 dan Indonesia Emas 2045.