Jenis Kertas isi: Bookpaper
Cover: Softcover AC 210 Gr
Liana, seorang gadis berusia 16 tahun, hidup dalam kesunyian meski dikelilingi oleh orang-orang. Di luar, ia tampak seperti remaja biasa yang bersekolah, bertemu teman-teman, dan menjalani rutinitas harian. Namun, di dalam dirinya, ada rasa kosong yang tak bisa diisi oleh kebisingan dunia sekitar. Ia merasa terasing, seolah-olah ada tembok tak terlihat yang memisahkannya dari dunia yang terus bergerak. Keluarganya, meskipun hadir secara fisik, tak pernah benar-benar menjadi rumah bagi Liana. Mereka hanyalah orang-orang yang hidup dalam ruang yang sama, namun tidak saling mengenal.
Liana lebih sering menemukan kenyamanan dalam keheningan. Ia lebih suka duduk sendirian di pojok kelas, membaca buku, atau menulis di jurnal pribadinya daripada berbicara dengan orang lain. Setiap kali berusaha membuka diri, ia merasa ada jarak yang tak bisa dijembatani, seperti sebuah dunia yang tidak pernah bisa ia sentuh.
Suatu hari, Liana diberikan Kaktus kecil dalam pot oleh Bu Gendis tetangganya, Kaktus itu Ia beri nama Bumi. Tanaman itu seakan memiliki kesamaan dengan kehidupan Liana, dengan duri-duri tajamnya, menjadi simbol perasaan Liana yang tertutup dan terluka. Kaktus itu tidak membutuhkan banyak perhatian, hanya sedikit air dan cahaya, namun tetap tumbuh meski dikelilingi kesendirian. Begitu juga dengan Liana, yang meskipun merasa tertutup dan tidak terlihat oleh dunia, perlahan mulai mencari cara untuk bertahan dan tumbuh.
Ketika sebuah pertemuan tak terduga dengan Bumi dimana bumi seakan memiliki dunia Fantasi Negeri Dongeng, Perjalanannya di Negeri Dongeng banyak sekali yang Liana temukan. Bagaimana banyak sekali pelajaran yang Lianan ambil untuk tetap semangat dalam hidup.
"Sang Kaktus" adalah cerita tentang pencarian makna hidup di tengah kesepian, tentang bagaimana seseorang bisa bertumbuh dan menemukan kehangatan di dalam dunia yang kadang terasa begitu dingin. Melalui perjalanan Liana, pembaca diajak untuk merenungkan pentingnya memahami diri sendiri sebelum mampu menghubungkan diri dengan orang lain, serta bagaimana luka batin bisa menjadi sumber kekuatan jika diterima dan dijaga dengan baik.